RSS
email

Kisah perjuangan Imam Malik. Imam Ahmad, Imam Syafe’I, dan Imam Abu Hanifah

Penjara, penyiksaan, pengasingan , penindasan malah dibunuh adalah amat sinonim dengan kisah para pejuang dakwah.

Bermacam-macam cobaan diterima, namun inilah hakikat yang perlu ditelan dalam perjuangan menyebarkan perkara haq. Para pejuang dakwah tidak pernah putus asa, malah ada yang sampai mengatakan;
“Setiap kali kami dicambuk dan mengalir darah di kepala kami, maka disitulah kami rasakan saat kemanisan dakwah.”

Apakah rahasia besar kejayaan mereka dalam meperteguhkan prinsip memperjuangkan dakwah?
Mereka sama sekali bukan mengimpikan kemenangan, tetapi merasakan diri bertanggungjawab di atas amanah Iman dan Islam. Inilah harga yang mereka bayar, untuk membeli kunci syurga. Dunia bukanlah tempat berenak-enakan bagi mereka.

Kisah-kisah pejuang agama. Kebanyakan dari mereka ketika hidup, adalah orang buruan, dipenjara, disiksa dan bermacam-macam lagi cobaan.

Imam Abu Hanifah mati di dalam penjara. Tetapi selepas kematiannya ilmunya dipakai, malah dikenang hingga sekarang sebagai salah seorang Imam Besar.

Imam Malik disika karena mempertahankan prinsip fatwanya sewaktu menjadi Mufti Madinah. Pendapatnya berlawanan dengan Gubernur.

Kemudian Imam Malik dihukum dengan dera dan diikat dengan tali dan dinaikkan ke atas punggung unta, lalu diarak keliling kota Madinah.

Ia tidak pernah tidak menerima hukuman asalkan ia berada pada jalan kebenaran. Karena memang setiap perjuangan itu memerlukan pengorbanan.

Imam Al-Laits, seorang alim menjadi Mufti Mesir ketika itu, saat medengar bahwa Imam Malik dihukum lantaran fatwanya ia berkata, “Aku mengharap semoga Allah mengangkat derajat Imam Malik atas setiap pukulanm yang dijatuhkan kepadanya, mejadikan satu tingkat baginya masuk surga”
Imam Syafei difitnah sebagai seorang Syiah, sehingga beliau diikat dan dirantai. Tetapi perjuangannya menyebabkan kemudian dia digelar sebagai ‘Nasirus Sunnah’.

Perjuangan Imam Ahmad bin Hambal yang dicambuk karena menetapkan pendirian bahwa Al-Qur’an itu bukan makhluk juga pendirian yang sama dipegang oleh Ulama Ahmad bin Naser Al-Khuza’I yang dipancung dan digantung kepalanya.

Melihat ujian mereka, amat kerdillah rasanya diri. Tak malu, mengharapkan syurga tetapi hidup hanya bersenang-senang saja.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar